Pages

Pages

Jumat, 16 November 2012

Jamur

   Ciri-ciri jamur

Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotroph. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Spora yang dihasilkan jsmur membentuk filamen multiselular yang disebut hifa. Pada umumnya, hifa memiliki struktur bercabang cabang yang membentuk suatu masa disebut miselium. Miselium biasanya terdiri atas serat halus. Selain itu, dinding sel hifa biasanya terbentuk dari kitin polisakarida.  Bagian hifa yang berada di bawah permukaan substrat memanjang dan berfungsi untuk menempel pada substratserta  menyerap nutrisi. Bagian reproduktif yang berada diatas permukaan substrat  disebut miselial aerial. Beberapa spesies fungi memiliki rizoid, yaitu bentuk seperti akar yang menempel pada substrat.
Pada beberapa spesies hifa memiliki sel memanjang  dengan sejumlah nucleus yang dipisahkan menjadi beberapa bagian oleh septa. Setiap septa memiliki satu atau banyak nucleus. Pori pori yang terdapat sitoplasma pada septa memungkinkan mendistribusikan nutrisi dari sel satu ke sel yang lain. Oleh karena itu pergerakan sitoplasma pada makhluk hidup tersebut terjadi secara terus menerus menuju ujung hifa. Yang mengakibatkan terjadinya pertumbuhan. Pergerakan sitoplasma tersebutmenyebabkan bagian hifa yang lebih tua memiliki sitoplasma yang lebih sedikit.

  Reproduksi Jamur
Jamur bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksualnya dengan spora aseksual dan fragmentasi hifa. Pada fragmentasi (pemotongan) hifa, setiap patahan hifa akan tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi seksual jamur ialah dengan spora seksual. Spora jamur dibentuk di bagian atas miselium.
Pembelahan mitosis dari sel jamur yang haploid membentuk spora aseksual. Jika spora aseksual mencapai tempat yang menguntungkan, apora aseksual akan memulai pembelahan mitosis. Pembelahan tersebut menghasilkan miselium haploid baru secara yang secara geneyis merupakan replica induknya. Contoh spora aseksual adalah zoospora.
Reproduksi seksual jamur terjadi melalui peleburan sel gamet haploid dari hifa yang berbeda dan membentuk zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot melakukan meiosis dan membentuk empat gamet yang haploid. Tetapi, ada kalanya penyatuan dua gamet tersebut tidak diikuti peleburan itni. Hasilnya, terbentuk sel dikarion, yaitu sel yang memiliki dua inti yang berasal dari dua induk hifa yang berbeda. Gamet kadang ditemukan pada struktur terspesialisasi yang disebut gametangium. Gametangium berlokasi di ujung hifa dan dipisahkan oleh septum dari bagian hifa yang lainnya. Gametangium (gametangia) dari individu yang berbeda melebur menghasilkan zigot diploid.

  Klasifikasi Jamur
1.      Divisi Zygomycota
Rhizopus oryzae
Pada umumnya menghasilkan spora atau konidia yang dapat diterbangkan oleh angina. Jamur tersebut memiliki hifa yang tidak bersekat dan dinding sel yang terbentuk dari zat kitin. Hamper semuanya bersifat saprofit tetapi ada juga yang parasite pada tumbuhan atau hewan. Zygomycota bereproduksi secara aseksual  dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan spora di dalam sporangiumdi ujung-ujung hifa. Sporangium ditunjang oleh hifa yang tumbuh tegak dari substrat yang disebut sporangiofor, jika sporangiofor telah matang, spora akan keluar dan tersebar dengan bantuan angin. Reproduksi seksual dimulai dengan konjugasi antara ujung hifa yang berlainan jenis. Kemudian terjadi pembengkakan dan pemanjangan di daerah hifa yang berdinggungan. Hifa yang membengkak itu disebut gametangia. Selanjutnya, terjadi difusi dari gametangia dan terbentuklah zigospora, suatu struktur yang kuat dengan dinding sel yang tebal. Contoh Zygomycota yaitu Rhizopus oryzae.

2.      Divisi Ascomycota
Divisi Ascomycota termasuk ke dalam jamur tingkat tinggi karena struktur tubuhnya teratur. Hifanya telah bersekat dan setiap selnya memiliki satu nucleus. Sebagian besar Ascomycota
Melakukan reproduksi secara aseksual dengan membentuk konidia (konidispora). Reproduksi seksualnya ialah dengan membuat askus. Contoh divisi Ascomycota yaitu Saccharomyces cerevisiae.
Saccharomyces cerevisiae
3.      Divisi Basidiomycota
Volvariella volvacea
Ciri-ciri basidiomycota adalah bagian reproduktif berupa basidium (basidia) dengan empat basidiosfor. Basidiomycota umumnya melakukan reproduksi secara seksual . kelompok jamur tersebut akan melakukan agregasi hifa yang sangat banyak dalam kondisi yang menguntungkan dan membentuk miselium yang massif (utuh dan padat). Pada bagian bawahnya terdapat bentuk seperti insang atau bilah yang memproduksi sel diploid yang disebut basidia. Basidia membentuk basidiospora melalui meiosis dan melepaskan miliaran basidiospora ke udara atau ke air. Kemudian di tempat yang subur basidiospora berkecambah dan membentuk hifa haploid melalui dua tipe perkawinan. Ketika dua jenis tertentu bertemu, beberapa sel bergabung dan memproduksi miselium. Contoh basidiomycota yaitu Volvariella volvacea.

4.      Divisi Deuteromycota
Banyak sekali jamur yang miseliumnya bersepta dan berkembang baik secara vegetative melalui konidia. Jamur-jamur yang demikian dimasukkan ke dalam divisi Deuteromycota atau jamur imperfekti (tidak sempurna). Perkembangbiakan jamur imperfekti dengan cara membentuk konidia di konidiofor. Konidia tersebut dapat bersel satu atau multiseluler, dapat bersekat melintang atau memanjang, berwarna atau tidak berwarna serta umumnya dibentuk secara berantai. Selain itu, dapat juga berkembang biak secara vegetative melalui fragmentasi hifa. Contoh jamur Deuteromycota yaitu Trichophyton (penyebab kurap).

Trichophyton

0 komentar:

Posting Komentar